Rabu, 01 Juli 2009



Dalam perbincangan sehari-hari, kata tradisional sering kali dianggap lawan dari kata modern. Bagaimanakah makna kata “tradisional” jika disematkan sebagai predikat bagi kata “musik”? Benarkah kemudian dia merupakan lawan dari kata “musik modern”?

Dalam KBBI kata “tradisi” diartikan sebagai adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yg masih dijalankan dalam masyarakat. Sementara kata “tradisional” dimaknakan sebagai sikap dan cara berpikir serta bertindak yg selalu berpegang teguh pd norma dan adat kebiasaan yg ada secara turun-temurun. Maka secara leksikal, kata “musik tradisional” adalah suatu musik yang berpegang teguh pada adat kebiasaan (dalam artian sistem musik) yang ada secara turun temurun dalam suatu kelompok sosial tertentu.

Kita tentu sadar sepenuhnya bahwa dalam kehidupan saat ini, segala sesuatu memiliki makna plural yang kadang memang di bentuk oleh sesuatu demi tujuan tertentu. Dalam kehidupan pragmatis kini, kata “musik tradisional” sering digunakan untuk menunjuk suatu musik khas dari daerah tertentu. Musik jawa, musik cina, musik jepang, musik arab, dan lain-lain. Sementara musik pop, rock, dan hampir seluruh genere di dalamnya yang menggunakan peralatan-peralatan terkini, baik elektrik maupun akustik, sering diidentikkan dengan musik modern, musik global, musik internasional.

Namun jika kembali pada makna leksikal tentang “tradisional” di atas, maka musik pop dan semacamnya adalah masih tergolong dalam musik tradisional. Musik pop rock dan segala generasinya secara umum mengikuti teori tonal secara loyal. Secara gramatik musik pop rock belum melewati sebuah lompatan berarti untuk dapat diartikan sebagai musik modern. Musik ini masih mengikuti teori tonal yang sama dengan yang digunakan sejak lebih dari 200 tahun yang lalu yang dicetuskan oleh Francois Joseph fetish. Revolusi ke arah modern belum terjadi kecuali terbatas pada instrumentasi.

Dalam makna leksikal, musik yang termasuk dalam kategori musik tradisional menjadi sangat banyak. Karena tidak lagi terbatas pada musik khas daerah tertentu. Namun segala musik yang berpegang teguh pada adat kebiasaan (dalam artian sistem musik) yang ada secara turun temurun dalam suatu kelompok sosial tertentu. Sehingga batas dari kata “musik tradisional” dalam hal ini menjadi sangat berbeda dengan musik tradisional dalam pandangan umum. Sebutlah musik pop/rock, jazz, blues, keroncong, classic, karawitan, campur sari, dangdut, keroncong, bahkan musik yang disebut sebagai musik kontemporerpun jika belum lepas dari pengaruh adat kebiasaan sebelumnya (dalam artian luas) menjadi tergolong sebagai musik tradisional.

Kemudian, masihkah ada yang disebut sebagai “musik bukan tradisional”? Tentu saja ada. Namun juga tidak semudah itu untuk lepas dari apa yang disebut sebagai adat kebiasaan terdahulu. Penggabungan antara saron, gambang, dengan gitar elektrik dan turntable tidak semata-mata menjadikan suatu musik menjadi lepas dari adat kebiasaan terdahulu. Karena musik tidak terbatas pada instrumentasi. Instrumen merupakan lapisan luar dari sebuah musik. Sementara substansi dari musik adalah seluruh gramatik musik dalam suatu karya musik mulai dari sistem hingga instrumentasi.

9 komentar:

  1. weeeh inget waktu TK maen angklung..he

    BalasHapus
  2. wahh ini ma angklung punya mang udjo yang di bandung yah senn..?

    BalasHapus
  3. gw kagak pernah bisa maen angklung euy

    visit my blog at
    http://miko18.blogspot.com

    BalasHapus
  4. angklung alat musik dari bambu yang menininya di goyang2in...

    BalasHapus
  5. cocok buat lo yg mukanya daerah bgt ga kya gue yg internasional bgt!! hahaa..

    BalasHapus
  6. pengen dech belajar music tradissonal biar g punah...

    BalasHapus
  7. music tradisional awal dari music modern..
    ga da music tradisional gada music modern!!

    BalasHapus
  8. music tradisional ga boleh qt lupakan dunk.....

    BalasHapus